Kalender Jawa adalah sistem penanggalan didasarkan pada kombinasi kalender Hindu “Saka” dan kalender Islam berdasarkan bulan lunar, dan memiliki siklus yang berbeda.
Pasaran (5 hari ), Dina Pitu (7 hari), Wetonan (35 hari), Mangsa (bulan matahari), Wulan (bulan bulan), Pawukon (210 hari), Tahun (bulan tahun), Windu (8 tahun), Kurup (120-tahun).
Kebetulan dari beberapa siklus ini memiliki makna mistik khusus bagi setiap orang Jawa, misalnya ulang tahun “Weton” atau Hari Mulia “Dino Mulyo”.
Digunakan untuk menentukan hari baik dan buruk dalam melakukan kegiatan seperti pernikahan.
Ini adalah sistem pengatur waktu utama untuk semua hal yang memiliki makna budaya, sejarah, dan metafisik di pulau Jawa, Indonesia.
Sahabat Azka, apakah kamu masih menggunakan penanggalan Jawa?
Tanggalan Jawa masih dipergunakan oleh masyarakat di sejumlah daerah.
Sebagian masyarakat juga percaya bahwa bahwa perhitungan hari baik dan buruk bisa berdasarkan penanggalan Jawa.
Di sisi lain, penanggalan Jawa sendiri dapat dikatakan unik.
Hal ini karena menganggabungkan sistem penanggalan Islam, Hindu, dan Julian yang berasal dari budaya barat atau Romawi.
Terlepas dari itu, kekinian penanggalan Jawa masih dipertahankan dan digunakan dengan alasan tertentu.
Sebagian masyarakat percaya bahwa tanggalan Jawa bisa berdampak baik sebelum menggelar suatu kegiatan.
Maka tak heran bagi mereka yang percaya, melakukan perhitungan penanggalan Jawa bisa terhindar dari risiko buruk.
Apa Itu Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645 M).
Sementara itu, sistem penanggalan Jawa menggunakan dua siklus hari.
Keduanya adalah siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu) dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari pasaran.
Penanggalan Jawa biasa digunakan untuk mengetahui weton kelahiran atau mencari hari baik.
Sementara itu, nama-nama bulannya adalah Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, dan Besar.
Kalender Jawa 2022 dimulai dari tahun Jawa 1955 dan berakhir tahun Jawa 1956.
Inilah kalender Jawa 2022 beserta hari, pasaran, dan wuku.
Penanggalan Jawa ini bisa kamu gunakan untuk perhitungan hari baik.
Kalender Jawa 2022 Lengkap
1. Januari 2022
- 27 Jumadilawal 1955–27 Jumadilakhir 1955
- Perhitungan tanggal tidak baik: 3, 10, 23, 24
2. Februari 2022
- 28 Jumadilakhir 1955–26 Rejeb 1955
- Perhitungan tanggal tidak baik: 4, 9, 14, 15 16, 20, 22, 23
3. Maret 2022
- 27 Rejeb 1955–27 Ruwah 1955
- Perhitungan tanggal tidak baik: 8, 11, 13, 16, 17, 24, 25, 28, 30
4. April 2022
- 28 Ruwah 1955–28 Poso 1955
- Perhitungan tanggal tidak baik: 6, 9, 10, 11, 14, 20, 22, 23, 24, 26
5. Kalender Jawa Mei 2022
- 29 Poso 1955–29 Syawal 1955
- Perhitungan tanggal tidak baik: 9, 10, 12, 15, 23, 24
6. Kalender Jawa Juni 2022
- 1 Dulkaidah 1955–30 Dulkaidah 1955
- Perhitungan tanggal tidak baik: 5, 6, 7, 8, 9, 17, 20, 22, 23
Baca: Kalender Jawa Juni 2022 Lengkap
7. Kalender Jawa Juli 2022
- 1 Besar 1955–2 Suro 1956
- Perhitungan tanggal tidak baik: 6, 9, 10, 12, 20, 22, 23, 25, 27
8. Kalender Jawa Agustus 2022
- 3 Suro 1956–3 Sapar 1956
- Perhitungan tanggal tidak baik: 4, 8, 9, 11, 16, 21, 22, 29
9. Kalender Jawa September 2022
- 4 Sapar 1956–4 Mulud 1956
- Perhitungan tanggal tidak baik: 7, 12, 14, 17, 20, 21, 27, 29
10. Kalender Jawa Oktober 2022
- 5 Mulud 1956–5 Bakda Mulud 1956
- Perhitungan tanggal tidak baik: 4, 7, 9, 11, 20, 21, 24
11. Kalender Jawa November 2022
- 6 Bakda Mulud 1956–6 Jumadil Awal 1956
- Perhitungan tanggal tidak baik: 2, 6, 9, 19, 20
12. Kalender Jawa Desember 2022
- 7 Jumadil Awal 1956–7 Jumadil Akhir 1956
- Perhitungan tanggal tidak baik: 5, 6, 8, 11, 19, 20
Siklus Pancawara dalam Penanggalan Jawa
Dikutip dari 99.co, ada 5 siklus pancawara dalam kalender jawa yaitu:
1. Pahing
Pertama adalah pasaran pahing.
Pasaran pahing berkaitan dengan warna merah dan letak posisi di selatan.
Pasaran pahing mengandung unsur api.
2. Pon
Nama hari lainnya adalah pon.
Pasaran pon bertempat di barat, yang mengandung unsur air.
Sementara hari pasaran pon berkaitan dengan warna kuning.
3. Wage
Selanjutnya adalah wage yaitu hari ke-3 dalam Pancawara.
Pasaran wage bertempat di utara, yang mengandung unsur tanah.
Hari pasaran wage adalah berkaitan dengan warna hitam.
4. Kliwon
Kliwon dapat diartikan sebagai asih atau melambangkan jumeneng.
Hari pasaran kliwon berkaitan dengan warna abu-abu.
Sementara itu, letak posisi di tengah.
5. Legi
Terakhir adalah legi.
Legi adalah manis atau melambangkan mungkur.
Hari pasaran legi berkaitan dengan warna putih.
Sementara letak posisinya adalah timur.
Perhitungan Hari Baik dalam Kalender Jawa
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sebagian masyarakat masih menggunakan penanggalan Jawa untuk menentukan hari baik.
Perhitungan hari baik ini berdasarkan weton dalam penanggalan Jawa supaya terhindar dari nasib buruk atau sial.
Bukan hanya mengetahui weton jodoh dan lahir, perhitungan hari baik dalam penanggalan Jawa juga untuk suatu yang lain.
Perhitungan kalender jawa:
- Hari baik untuk pernikahan
- Menentukan hari pindah rumah
- Perhitungan sebelum membuka usaha
- Penentuan hari baik saat bepergian
- Menentukan hari untuk membeli barang
- Perhitungan hari baik membangun rumah